Sabtu, 31 Maret 2012

DAMPAK MODERNISASI DAN GLOBALISASI DAN PERAN ISLAM DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA.



DAMPAK MODERNISASI DAN GLOBALISASI DAN PERAN ISLAM DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA.
A. Kondisi Indonesia saat ini
            Indonesia di mata dunia masih sangat kurang berkembang. Walaupun dunia pendidikan Indonesia sudah ada perubahan. Seperti alat-alat sekolah yang semakin beraneka ragam kecanggihannya. Lalu, adanya pertukaran pelajar antar daerah ataupun antar negara selain di bidang pendidikan, perubahan juga terjadi pada bidang politik. Dahulu, Presiden dipilih oleh anggota DPR, tapi sekarang Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Modernisasi dan globalisasi membawa pengaruh juga pada manusianya. Seperti cara berpakaian yang ke barat-baratan, lalu gaya hidup Indonesia yang serba wah, serta terang-terangan dalam melakukan free sex yang mengakibatkan cepat menularnya virus HIV/ AIDS.

B. Dampak Modernisasi dan Globalisasi di Indonesia
Modernisasi adalah perubahan yang menunjukkan dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang modern. Sedangkan globalisasi adalah adanya peningkatan kualitas, baik pada diri manusia atau kondisi yang sekarang ini. Dari adanya modernisasi, maka mengakibatkan dampak-dampak yang secara positif maupun negatif.
Karena masyarakat kota yang bersifat terbuka akan modernisasi dan globalisasi, maka kemajuan di dunia pendidikanpun dapat kita rasakan. Karena di desa masih sedikit akan adanya sekolahan. Maka orang desa, urban ke kota untuk bisa merasakan pendidikan yang dikira cukup dan berstandart.




C. Pendidikan Islam Indonesia dan Tantangan Globalisasi
            Pembicaraan tentang tantangan agama perguruan tinggi, pesantren, dan madrasah di era globalisasi harus dilihat dalam konteks pendidikan Islam, dan bahkan pendidikan nasional secara keseluruhan. Baik dalam perjalalan sejarah maupun dinamika pendidikan Islam kontemporer, tantangan-tantangan nasional dan global yang dihadapi pendidikan Islam semakin kompleks. Tantangan yang dihadapi pendidikan Islam seperti juga pendidikan nasional tidak sekadar mentransmisikan berbagai pelajaran kepada peserta didik, tetapi tak kurang pentingnya mengembangkan pendidikan Islam yang lebih berkualitas bagi anak-anak bangsa, sehingga mereka dapat memiliki keunggulan kompetitif di era Globalisasi kini dan mendatang.
            Tantangan-tantangan dan masalah-masalah internal pendidikan Islam pascamodernisasi dan tantangan globalisasi pada hari  ini dan masa depan, secara umum adalah sebagai berikut:
Pertama, jenis pendidikan yang dipilih dan dilaksanakan. Dengan terjadinya perubahan-perubahan kebijakan dan politik pendidikan sejak 1970-an dan peluang-peluang baru seperti diisyaratkan dalam paradigma baru pendidikan nasional.  Kini lembaga-lembaga pendidikan Islam memiliki peluang dan sekaligus tantangan berkenaan  dengan jenis pendidikan yang dapat dipilih dan diselenggarakan.
            Kedua, persoalan identitas diri lembaga pendidikan Islam tertentu. Pada satu segi, pengakuan atas dan penyetaraan pendidikan terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam telah membuka berbagai peluang bagi penyelenggaraan berbagai jenis pendidikan Islam. Tetapi pengambilan pilihan-pilihan tadi sangat bisa jadi dapat mengorbankan identitas  pendidikan Islam itu sendiri sebagaimana telah terpatri dalam masyarakat. Di sini terjadi “ Perbenturan  antara “ Social expections “ dengan “ academic expectations”. Dan hal ini, terlihat khususnya di pesantren. Keterlibatan pesantren dalam program-program non-kependidikan seperti pengembangan pesantren sebagai pusat koperasi, pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi pedesaan, pusat pengembangan pertanian dan peternakan, pusat penyelamatan lingkungan hidup, pusat pengembangan HAM dan demokrasi, dan sebagainya juga dapat mengaburkan identitas pesantren.
            Lebih jauh, paradigm baru pendidikan nasional juga sangat menekankan kenyataan bahwa lembaga-lembaga pendidikan Islam umumnya merupakan “ pendidikan berbasiskan masyarakat “selama berabad-abad. Pada satu segi, pengakuan ini merupakan perkembangan yang positif, khususnya menyangkut eksistensi pendidikan Islam itu sendiri. Tetapi pada segi lain, pengakuan itu secara implisit menuntut peran lebih besar masyarakat dalam pendidikan Islam. Masyarakat kini dituntut tidak hanya mendirikan bangunan fisik dan perangkat-perangkat pokok lembaga pendidikan Islam, tetapi lebih-lebih lagi dalam mengembangkannya menjadi pendidikan yang berkualitas untuk menyiapkan peserta didika yang memiliki setidaknya dasar-dasar keunggulan kompetitif tersebut. Di sini, masyarakat pendukung pendidikan Islam diharapkan dapat menyediakan berbagai prasarana dan sarana pendukung yang lebih memadai bagi terselenggaranya pendidikan yang mampu mendorong penanaman dasar-dasar keunggulan kompetitif tersebut.
            Ketiga, penguatan kelembagaan dan manajemen. Perubahan-perubahan kebijakan pendidikan nasional. Misalnya yang menekankan pada peran lembaga pendidikan Islam sebagai Community based education dan tantangan-tantangan global mengaharuskan lembaga pendidikan Islam untuk memperkuat dan memberdayakan kelembagaannya. Kelembagaan pendidikan Islam haruslah bertitiktolak pada prinsip-prinsip kemandirian (otonom), profesionalitas, akunbilitas dan kredibilitas.

D. Beberapa Trend Baru Pendidikan Islam
            Dewasa ini lembaga pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan yang lebih jauh lebih kompleks. Disamping berusaha menciptakan Muslim yang memahami ilmu-ilmu keagamaan dan umum sekaligus, lembaga pendidikan Islam juga dihadapkan pada keharusan untuk turur serta dalam pembentukan system sosial-politik dan budaya Indonesia baru. Oleh karena itu, menjadi sangat signifikan untuk memahami bagaimana lembaga pendidikan Islam berkembang di tengah perubahan mendasar di tengah Muslim Indonesia.
            Tampilnya model sekolah Islam. Disatu pihak, sekolah Islam mewakili model pendidikan yang dulu dicitakan kaum Muslimin reformis semisal Muhammadiyah, yang menerapkan prinsip modernitas dalam system pembelajaran. Namun disisi lain, model sekolah Islam juga mengadopsi system asmara yang secara tradisional milik pesantren. Lebih dari itu, sekolah Islam tidak berafiliasi pada ormas-ormas Islam tertentu kuhsunya NU dan Muhammadiyah yang memiliki perhatian besar dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.
            Disamping sekolah Islam, dunia pendidikan Islam Indonesia juga menyaksikan munculnya model baru pesantren yang di asosiasikan dengan gerakan salafi radikal.  Ini bisa dilihat pada dua pesantren berbeda dari pesantren pada umumnya. Kedua pesantren tersebut adalah Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Al-mukmin, di Ngruki, Solo, Jawa tengah.  Kedua pesantren tersebut dalam beberapa hal memiliki watak spesifik. Ini antara lain bisa dilihat dari ideologi pengajaran yang diberikan, yang memperlihatkan tingkat kedekatan yang tinggi dengan corak gerakan Islam salafi, yang saat ini memang tengah berkembang di sebagian kalangan Muslim Indonesia.

E. Rekonstruksi Pendidikan Moral di Era Global
            Suasana moral yang terdapat sekarang membuktikan, seluruh dunia menghadapi kekacauan moral, baik di dunia barat maupun dunia timur sampai ke berbagai pelosok desa. Situasi yang menyebabkan problematika manusia global semakin membengkak dan mengarah kepada selfishness (egoisme) dan the sense of purposelessness (tidak adanya tujuan hidup) manunjukkan kesadaran akan nilai-nilai hidup di dunia. Krisis moral yang melanda umat manusia akhir abad ke-20 memasuki millenium ke-3 di tandai oleh perubahan.
            Menurut Muhammad al-Ghazali, problem solving dari permasalahan moral umatt di era global harus dikembalikan pada fitrah manusia selaku hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Seluruh aktivitas manusia diarahkan pembentukannya kepada moralitas Ilahi. Hal ini dapat ditempuh dengan merenungkan kembali ikrar Syahadat yang telah diucapkan dengan cara pembentukkan ‘akidah yang murni. Untuk menerapkan akidah yang murni tersebut perlu menerapkan kurikulum pendidikan berbasis al-Qur’an yang dipadu dengan akal pemikiran, dua unsure ini saling terkait dan tak bisa dipisahkan. Kurikulum pendidikan yang diinginkan al-Ghazali ada dua; kurikulum pendidikan disekolah dan kurikulum pendidikan dirumah tangga. Orang tua berkewajiban penuh membimbing dan mengarahkan anaknya kepada pendidikan moral yang berlandaskan al-Qur’an dengan berbagai metode pendidikan ideal seperti metode pembiasaan, kisah-kisah qur’ani (nabawi) dan metode uswah al-hasanah, pendidikan moral yang disesuaikan dengan konteks, pemikiran pedoman dalam merekontruksi kembali konsep-konsep pendidikan moral yang selama ini belum terkuak secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

F. Peranan Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Globalisasi
  Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk manusia / pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusai baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Menumbuh suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta. Dengan demikian pendidikan Islam itu berupaya mengembangkan individu sepenuhnya, Maka sudah sewajarnya untuk dapat memahami hakikat pendidikan islam itu bertolak dari pemahaman terhadap konsep manusia menurut Islam.
 Al-Qur’an meletakkan kedudukan manusia sebagai khalifah Allah dibumi "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
            Esensi makna khalifah adalah orang yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin alam, dalam hal memelihara dan memanfaatkan alam guna mendatangkan kemaslahatan bagi manusia.

            Untuk terciptanya fungsi tersebut yang terintegrasi dalam diri pribadi muslim, maka diperlukan konsep pendidikan yang komprehensif yang dapat mengantarkan pribadi muslim kepada tujuan akhir pendidikan yang ingin dicapai. Agar peserta didik dapat mencapai tujuan akhir pendidikan Islam, maka diperlukan konsep pendidikan yang komprehensif yang dapat mengantarkan pada tujuan tersebut.
Maka, permasalahan pokok yang sangat perlu mendapat perhatian adlaah penyusunan rancangan program pendidikan yang dijabarkan dengan kurikulum. Berpedoman pada lingkup pendidikan Islam yang ingin dicapai, maka kurikulum pendidikan Islam itu harus berorientasi pada, tercapainya tujuan hablum minallah, tercapainya tujuan hablum minannas,dan  terciptanya tujuan hablum minal’alam.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin. M. (1989), Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Bumi Aksara.
Burhanudin Jajat dan Afrianty Dina. (2006), Mencetak Muslim Modern. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Muhmidayeli. (2007), Membangun Paradigma Pendidikan Islam. Pekanbaru: Program Pascasarjana UIN Suska Riau.
Zuhairini, dkk. (2004), Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
 

Kamis, 29 Maret 2012

CARA MENOLAK CEWEK CANTIK


Eh sorry.., kali ini gue nge post privasi gue...,
haha.., yaahhh sekedar melepaskan beban hidup... jiahaaahaa...

dulu waktu SMA gue orangnya pemalu bangeet ama cewek..., hahahaa...
yang pasti cewek - cewek cantiik lah.., terus satu kelas lagi ama gue, ...
bisa ngebayangin gak lu ?...  apalagi kalo tu cewek nyamperin gue.., jantung gue bisa lebih kencang dari putaran ban mobil ... hahaha...
maklumlah sebelumnya gue gak pernah pacaran..., hahaa...

gue kilas balik ya..,

waktu kelas satu SMA, gue pernah tu satu kelas ama cewek ( gak berani gue nyebut nama tu cewek )., orangnya sih gak cantik - cantik amat.., tapi centiilnya bisa ngalahin tante - tante deket rumah gue ...haha...
cowok-cowok di kelas gue abis tu di embat ama tu cewek...,
nahh,, pas giliran gue...,
waktu di kantin.., gue sendirian tu lagi nungguin mie goreng ...haha...( jadi laper gue ) ...
tiba-tiba datang tu cewek nyamperin gue.., terus dia duduk tepat di samping gue..,
mammmpuuuusss..., keringat gue gerimis...
gak nunggu lama.., dia nyapa gue...

cewek : hii...
gue : haii juga ( nada gue agak rendah.., maklum cewek cantik samping gue,, hha )
cewek : sendirian...,?
gue : iya.., (ama sapa lagi.., somplak juga ne cewek)

Singkat cerita, ( malu gue ngelanjutinnya ..,haha ) ... tu  cewek nembak gue...

huhhhh..., kali ini jantung gue udah kayak di gantung di gedung lantai 1000 ( ngebayangin gak lu.., kalo sampai jatuh ?? )...
yang perlu lu tau.., cowok-cowok dikelas gue hampir semuanya udah dia pacarin...,

nah sekarang giliran gue..,

yang ada dalam fikiran gue pada saat itu cuma satu...,  " nih cewek cantiik banget " (dulu, sekrang biasa aja tu cewek )...

kesempetan ne buat gue macarin cewek yang bisa ngegaet hampir semua cowok di kelas gue.., bisa terkenal ne gue... haha...

akhirnya gue jawab.., " emmm..., kayaknya aku belum bisa ( sok jual mahal ).., "
tu cewek gak ngomong apa-apa..., dia langsung balik ke kelas..,( coba deh lu bayangin muka tu cewek ..,hhaha )...

setelah kejadian itu hati gue ngomong lagi  " haha.., akhirnya gue bisa nolak cewek tenar di kelas gue yang udah ngegaet hampir semua cowok di kelas gue "...

dan sampai saat ini gue gak punya pacar ... hahaha...

                                                                                                          

                                                                                                                              By : Zulma Hendra


PSIKOLOGI

 

PSIKOLOGI


1.      Defenisi Psikologi
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
2.      Sejarah
Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan.
2.1. Psikologi Kontemporer
Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
·         Psikologi Fakultas 
Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi: berpikir, merasa dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas: kita mengingat melalui subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
·         Psikologi Asosiasi 
Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah ‘asosiasi ide.’ Dimana ide masuk melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
Dalam perkembangan ilmu psikologi kemudian, ditandai dengan berdirinya laboratoriumWundt (1879) Pada saat itu pengkajian psikologi didasarkan atas metode ilmiaheksperimental) Juga mulai diperkenalkan metode intropeksi, eksperimen, dsb. Beberapa sejarah yang patut dicatat antara lain: ( psikologi oleh
Ø  F. Galton > merintis test psikologi.
Ø  Charles Darwin > memulai melakukan komparasi dengan binatang.
Ø  A. Mesmer > merintis penggunaan hipnosis
Ø  Sigmund Freud > merintis psikoanalisa
2.2. Psikologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kekompleksan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Berdirinya Aliran Psikoanalisa
Berdirinya Aliran Behavioris
Berdirinya Aliran Fenomenologis

3.      Fungsi Psikologi Sebagai Ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
  1. Menjelaskan
Yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
  1. Memprediksikan
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
  1. Pengendalian
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakanprevensi atau pencegahan, intervesi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan. yang sifatnya

4.      Pendekatan Psikologi
Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi Pendekatan neurobiologis
Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimiatubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental. yang terjadi didalam
4.1. Pendekatan Perilaku
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran.
4.2. Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
4.3. Pendekatan Psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
4.4. Pendekatan Fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

 

5.      Kajian Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah:
5.1. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.


5.2. Psikologi Sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
1.      Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
2.      Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain.
3.      Studi tentang interaksi kelompok, misalnya : kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, persaingan, konflik.
5.3. Psikologi Kepribadian
Psikologi kepribadian Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
5.4. Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.

 

6.      Wilayah Terapan Psikologi
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.
6.1. Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajarpendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah. dalam setting
6.2. Psikologi Sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
6.3. Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerjaindividu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya. suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh
6.4. Psikologi Kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error).
6.5. Psikologi Klinis
Psikologi klinis Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.
6.6. Parapsikologi
Parapsikologi adalah salah satu cabang psikologi (Tart, 2004; Aspinwall & Staudinger,200; Broughton, 1991; Edge, Morris, Palmer, & Rush, 1986; Irwin, 1999; Radin, 1997 dalam Targ, Schlitz & Irwin, 2000.
Parapsikologi adalah cabang dari ilmu pengetahuan (science) psikologi yang menguraikan kemampuan dan fenomena paranormal (psychic) (Rhine dalam Kaniasari, 1997). Diantara penelitiannya yaitu komunikasi langsung satu pikiran ke pikiran lain (telepati), pengetahuan ganjil dari peristiwa jarak jauh (clairvoyance), pengetahuan dari masa depan (precognition) dan kemampuan pikiran mengerakkan benda (psychokinesis) (Targ, Schlitz & Irwin, 2000).
Bila penyelidikan dikontrol dalam latar belakang laboratorium berdasarkan proses paranormal yaitu extrasensory atau psychokinetik dinamakan psi. Jadi, psi adalah konstruk hipotetis yang dianggap terhubung dengan transfer ganjil (anomalous) atau informasi/energi karena keberadaanya mendapatkan dukungan bukti yang objektif (Bem & Honorton dalam Targ, Schlitz & Irwin, 2000). Penjelasan potensi umat manusia bisa dijelaskan dengan sangat memuaskan ketika berpatisipasi dalam penelitian tentang berbagai kemungkinan keberadaan manusia secara bersama (humankind). Suatu hal yang wajar bila berbicara skor-skor extra sensory perception didalam laboratorium atau laporan-laporan kasus spontan.
Bagaimanapun juga, penjelasan akhir tersebut mempelajari sesuatu tentang kemampuan pikiran untuk proses informasi dalam cara-cara yang tidak konvensional. Hal ini memang dapat memperluas pengetahuan kita saat ini. Berdasarkan hal tersebut, parapsikologi adalah bagian dari munculnya bidang psikologi positif, psikologi yang mengabdikan pada perkembangan-perkembangan dan kekuatan-kekuatan menuju kemampuan positif (Aspinwall & Staudinger, 2003)dan parapsikologi telah diakui sebagai bagian dari cabang psikologi lainnya yaitu psikologi transpersonal (lihat Lajoie & Shapiro, 1992; Tart, 2004 ).

 7.      Salah Kaprah Tentang Psikologi
  • Psikologi Bukan Ilmu Pengetahuan
Psikologi telah memiliki syarat untuk dapat berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan terlepas dari Filsafat. (Syarat Ilmu Pengetahuan: Memiliki objek (Tingkah laku), memiliki metode penelitian (sejak laboratorium Wundt didirikan psikologi telah membuktikan memiliki metode ilmiah), sistematis,dan bersifat universal.
  • Salah penggolongan
Berbagai hal yang berbau kepribadian sering dimasukan kedalam psikologi, semisal: ramalan-ramalan seputar kepribadian (palmistry, chirology, dll.) sehingga terbentuk pandangan tentang psikologi bukanlah ilmu pengetahuan.
  • Terjebak dengan kata Psikotes
Psikologi bukan hanya psikotes, tetapi inilah bagian dari psikologi yang paling populer di masyarakat. Banyak kalangan yang sinis dengan psikologi karena psikotes, bagaimana psikolog dapat memvonis potensi seseorang dengan hanya serangkaian tes. Sesungguhnya masih banyak metode lain yang dapat digunakan, akan tetapi seringkali metode ini dipilih untuk alasan efisiensi.
  • Psikologi melakukan dehumanisasi
Kebalikannya, psikologi memandang setiap individu adalah unik, bahkan psikotes dilakukan untuk lebih memahami keunikan dari setiap individu. Justru, kalangan yang menyamaratakan setiap individu secara tidak langsung memvonis manusia adalah robot (dehumanisasi) yang tidak memiliki keunikan satu sama lainnya.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Ø      Atkinson, Pengantar Psikologi. Interaksara, Batam. (2 jilid)
Ø      Aspinwall, L. G., & Staudinger, U. M. (Eds.) (2003). A psychology of human strengths: Fundamental questions and future directions for a positive psychology. Washington, DC: American Psychological Association.(**silahkan baca di perpustakaan fakultas psikologi Universitas Indonesia atau atau kutipan buku tersebut bisa dilihat di Alvarado, C. 2003. Reflection on being a parapsychologist. The journal of parapsychology. Vol.67 silahkan telusuri dan download jurnal tersebut di http://www.proquest.com/ harap ingat: karena membutuhkan account id dan password maka gunakan di Universitas yang berlangganan proquest.)
Ø      Chaplin, James P., Kamus Lengkap Psikologi. Rajawali Press, Jakarta, 2005. ISBN 979-421-215-6
Ø      Kaniasari. 1997. Belief mahasiswa terhadap fenomena paranormal: Studi deksriptif pada mahasiswa semester dua yang tinggal di Jakarta Selatan dan hubungan dengan belief orang tua mereka terhadap fenomena paranormal. Skripsi. Fakultas Psikologi. Depok: Universitas Indonesia.(**silahkan baca di perpustakaan fakultas psikologi Universitas Indonesia).
Ø      Targ, E., Schlitz, M., & Irwin, H.J. (2000). Psi-related experiences In E. Cardeña, S. J. Lynn., & S. Krippner (Eds.), Varieties of anomalous experience. Washington, DC: American Psychological Association (** silahkan baca buku tersebut di perpustakaan fakultas psikologi Universitas Atmajaya)
Ø      Lajoie, H.J., & Shapiro, S.I. 1992. Definitions of transpersonal psychology:The First Twenty-Three Years. The Journal of Transpersonal Psychology. Vol.24. (1). 79-98.(** silahkan baca jurnal tersebut di perpustakaan fakultas psikologi Universitas Indonesia atau download di http://www.atpweb.org/journal.asp namun anda harus berlangganan jurnal tersebut dengan membayar sehingga dapat mendownload journal of transpersonal psychology semuanya)
Ø      Tart, C.T. 2004. On the scientific foundations of transpersonal psychology: Contributions from parapsychology. The Journal of Transpersonal Psychology. Vol.36. (1). 66-90. (**silahkan telusuri dan download jurnal tersebut di http://www.proquest.com/ harap ingat: karena membutuhkan account id dan password maka gunakan di Universitas yang berlangganan proquest atau bisa juga melalui http://www.atpweb.org/journal.asp namun anda harus berlangganan jurnal tersebut dengan membayar sehingga dapat mendownload journal of transpersonal psychology semuanya)
Ø      Sudarsono, Pengantar Kuliah Psikologi Umum, Fak. psikologi Unas Pasim, 2004.
Ø      Suryabrata, Sumadi, Psikologi Kepribadian. Rajawali Press, Jakarta, 1982. ISBN 979-421-044-7